Doa Serikat Sabda Allah

 

Semoga tersingkirlah kegelapan dosa dan malam tak beriman
di hadapan cahaya
Sabda Allah dan Roh Rahmat
dan semoga hati Yesus hidup
dalam hati semua orang.

 

(Santo Arnold Janssen)

trzebuniak@werbista.pl

Twitter

Facebook 

Linkedin

Google+

26 January 2020

Pertemuan dengan Keluarga

Pada hari Sabtu saya pergi merayakan misa dengan para karyawan di Patiahu. Ekaristi dirayakan pada pukul 6 sore untuk puluan orang di kapel kecil. Di sana ada kebun Serikat Sabda Allah yang dikelola oleh Bruder Aldo SVD. Kebun ini terletak di dekat Pantai Flores. Di sana ada banyak pohon kelapa serta buah-buahan tropis. Selain itu, para karawan memelihara unggas dan ternak untuk Seminari Tinggi di Ledalero.

Di sana kami merayakan Tahun Baru Cina, yang disebut Imlek. Hari berikutnya saya pergi ke stasiun misi di Wairita untuk misa dengan umat. Gereja kecil dipenuhi dengan anak-anak, remaja dan orang tua. Kami merayakan hari Minggu Sabda Allah. Putra-putri altar membawa Alkitab dalam prosesi di awal Ekaristi. Dalam khotbah saya mengatakan bahwa kita perlu membaca dan merenungkan Kitab Suci sesuai dengan ajaran Paus Fransiskus. Setelah misa, saya memberkati anak-anak dan kami makan bersama.

Kemudian, saya dengan Bruder Mans SVD pergi ke Desa Bola yang terletak di daerah pegunungan. Di sana kami mengagumi pemandangan yang indah dan mengunjungi dua keluarga. Keluarga pertama adalah ibu dan saudara-saudaranya. Mereka menyambut kami dengan gembira. Anak-anak menyanyikan lagu-lagu dalam bahasa lokal (bahasa Sikka). Seperti biasa kami minum teh dan juga makan siang. Menut santan ada ikan laut, sayur dan nasi. Setelah berbicara dengan mereka, kami mengunjungi keluarga Suster Yosefa SSpS Yang lokasinya tidak jauh dari tempat ini. Sekali lagi, kami disambut oleh orang tua dan keluarganya. Kami mengambil beberapa foto dan makan lagi. Ada waktu untuk bercakap-cakap, bercanda, dan bercerita.

Sesudah itu, kami pergi ke pantai. Menurut tradisi, pantai itu adalah pantai yang dilalui oleh para misionaris pertama dari Portugal. Untuk mengingatkan kedatangan mereka, di sana didirikan sebuah salib. Kami menikmati suasana di sana dengan minum jus kelapa karena ada beberapa anak dan remaja di pantai yang membantu kami memetiki buah kelapa. Nelayan setempat membuka dua buah kelapa besar dan kami menikmati minuman yang menyegarkan. Sore hari kami kembali ke Seminari Tinggi Ledalero. Sebelum kembali ke Ledalero, kami mengucapkan selamat tinggal kepada keluarga itu dan kembali dengan cepat ke biara sebelum hujan.